Lempiran sejarah telah banyak mengemukakan tentang orde lama dan orde baru. Ketika mendengar orde lama, pasti akan langsung teringat dengan tokoh besar dibalik orde lama ini, yaitu Ir. Soekarno. Begitupun dengan orde bari. Jika mendengar istilah tersebut pasti akan langsung teringat pada Jend. Soeharto. Jika diibaratkan seperti sebuah rumah, maka rumah tersebut adalah negara Indonesia. Sebidang tanah tempat rumah itu dibangun ibarat negara Indonesia pada masa orde lama, dan fondasi rumah tersebut ibarat orde baru.
Banyak orang membanding-bandingkan antara orde lama dan orde baru. Padahal kedua masa tersebut sama-sama masa yang sangat penting dalam sejarah Indonesia dan saling melengkapi satu sama lain. Orang-orang disibukkan dengan faksi anti-Soekarno maupun faksi anti-Soeharto, padahal banyak masalah yang jauh lebih penting daripada sekedar berdebat anatara faksi anti-Soeharto maupun faksi anti-Soekarno. Toh, merekapun sama-sama tokoh pahlawan bangsa yang sudah jelas jasa-jasanya.
Bicara soal kekurangan dak kelebihan, setiap presiden pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Walaupun Soekarno dianggap menyalahi UUD 1945 dan Pancasila karena menganggap dirinya presiden seumur hidup, akhirnyapun Soekarno rela menyerahkan jabatannya pada Soeharto. Meski Soeharti dianggap sewenang-wenang karena masa kepemimpinannya yang terlalu lama, pada akhirnyapun Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden atass desakan rakyat. Dan hal lain yang perlu diingat, peristiwa 10 November akan akan memakan lebih banyak korban jiwa jika bukan karena presiden Soekarno, dan peristiwa G30SPKI pasti akan masih berlanjut sampai sekarang, jika bukan karena jasa Soeharto.
Masyarakat tidak seharusnya menghujat habis-habisan keputusan yang ditetapkan oleh presiden Soekarno dan Soeharto, meskipun terkadang terkesan tidak masuk akal. Pasalnya, masa kepemimmpinan Soekarno dan Soeharti dipenuhi intrik politik yang tak kunjung habis. Karena itu, mereka perlu mengambil keputusan secara tepat dan cepat dalan kondisi darurat, meskipun banyak pihak yang menyatakan kontra bahkan sangat menentang. Pemerintahan Soekarno dipenuhi pemberontakan yang mengancan kedaulatan, sehingga saat ini beliau tidak dapat mempercaayai siapapun, dan pada akhirnya beliau membuat keputusan secara sepihak. Pada masa pemerintahannya, Soeharto banyak dihadapkan invasi dan krisis ekonomi besar-besaran, sehingga terpaksa membatasi kegiatan publik dan mengatur peraturan pemerintahan menjadi lebih kuat, meskipun masyarakat merasa sangat keberatan.
Jika ditilik lebih dalam, Soekarno dan Soeharto memiliki banyak kesamaan. Jika Soekarno ditakuti Belanda karena diplomasinya, maka Soeharto ditakuti Amerika karena ketegasannya. Jika Soekarno mendapat predikat pahlawan proklamator sekaligus pahlawan nasional, maka Soeharto menjadi Jenderal Bintang Empat. Keduanyapun sama-sama pernah menjbat sebagai Presiden RI dan panglima tertinggi militer. Dari kesamaan diatas, tidak seharusnya 2 tokoh penting ini dibanding-bandingkan.
Pernyataan kebanyakan orang bahwa Soeharto lebih baik daripada kepemimpinan Soekarno sangatlah tidak tepat. Pemerintahan Soeharto bukanlah lebih baik, hanya saja kondisi Indonesia pada era orde lama dan orde baru yang berbeda. Pemerintahan Soekarno masih disibukkan dengan konflik internal, terlebih lagi agresi militer yang terjadi beberapa kali, dan serangan dari pihak sekutu. Negara saat itu jauh dari kata kondusif. Apalagi pendapat per-KAPITA Indonesia saat itu yang terbilang sangat rendah, hanya sekitar 70 USD. Berbeda dengan masa pemerintahan Soeharto yang saat itu Indonesia telah merdeka dan diakui dunia merdeka secara de facto dan de jure, sehingga Soeharto dapat fokus melakukan pembangunan yang menjadikannya dijuluki sebagai “Bapak Pembangunan”.
Walaupun pemerintahan Soekarno kalah dari segi pembangunan namun Soekarno telah mencatatkan sebuah prestasi, yaitu pada persiapan Asian Games ke -4 pada tahun 1962 yang terhitung sangat cepat untuktuk negara yang masih bayi seperti Indonesia, yaitu hanya memakan waktu 3 tahun saja.
Soekarno sempat dikritik habis-habisan oleh tokoh politik karena dirinya yang tetap menganut sistem “Nasionalis, Agamis, Komunis” setelah PKI memberontak yang kedua kalinya yaitu pada tahun 1948, hingga akhirnya meletuslah G30SPKI, yang memaksanya mengeluarkan “SUPER SEMAR” (Surat Perintah Sebelas Maret) berisi perintah pada Soeharto untuk tindakan seperlunya dalam meberantas PKI. Dan saat itulah nama Soeharto mulai melambung tinggi, dan membalikkan kepercayaan rakyat yang tadinya kepada Soekarno menjadi pada Soeharto. Dan setelah itu rentetan prestasi besar merangkul Soeharto. Keberhasilannya memberantas PKI membuatnya diangkat menjadi pejabat presiden, hingga pada tahun 1967, MPR secara resmi mengukuhkan Soeharto sebagai presiden ke-2 RI yang tertuang dalam Tap.MPR no/XXXIII/MPRS/1967.
Pesan untuk rakyat Indonesia adalah jangan sekali-kali melupakan sejarah, kenalilah lebih dalam para pendiri bangsa ini, janganlah pernah membencinya, apalagi membandingkan-bandingkannya dengan tokoh lain, karena setiap manusia pasti tidak pernah luput dari kesalahan. Soekarno dan Soeharto adalah tokoh besar yang penuh dengan jasa. Mereka berdua sama-sama menjadi presiden karena ditunjuk, dan sama-sama turun dari jabatan presiden karena diturunkan. Mereka berjasa karena telah mengemban amanah yang dibebankan pada mereka dalam waktu yang tak singkat.